Sabtu, 04 Januari 2014

Karyawisata Sebagai Media Pembelajaran


Sandy Pradipta
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember

ABSTRAK
Guru memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, tentunya seorang guru mempersiapkan media yang disesuaikan dengan kondisi yang ada. Menjadikan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dapat mengoptimalkan dalam proses pengajaran sehingga siswa tidak hanya membayangkan satu objek yang di pelajarinya, akan tetapi akan mengetahui wujud asli dari objek yang dipelajari, sehingga dapat lebih mengetahui dan memahami objek tersebut. Karyawisata sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan juga kekurangan, kelebihan karyawisata sebagai media pembelajaran antara lain: kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa, hakikat belajar akan lebih bermakna, bahan-bahan yang didapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual, kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif. Adapun kekurangan dari karyawisata sebagai media pembelajaran antara lain: fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa.

Kata kunci : karyawisata, media, pembelajaran.

PENDAHULUAN
            Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, tentunya seorang guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran melalui RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan beberapa media yang disesuaikan dengan kondisi yang ada, pemilihan media ini harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, karena Pembelajaran yang efektif perlu di dukung oleh penggunaan media pembelajaran yang tepat. 
Selain berfungsi sebagai alat bantu bagi guru dalam mengajar, media pembelajaran juga dapat menjadi alat bantu bagi siswa agar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran yang dipelajari. Untuk meningkatkan hasil belajar, maka media pembelajaran perlu dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa, termasuk di dalamnya adalah media lingkungan yang salah satu cara mempelajarinya yaitu dengan karyawisata. 
Berdasarkan beberapa pendapat para praktisi pendidikan menjadikan lingkungan sebagai media dan sumber belajar para siswa dapat dioptimalkan dalam proses pengajaran untuk memperkaya bahan dan kegiatan belajar siswa di sekolah sehingga siswa tidak hanya membayangkan satu objek yang di pelajarinya, akan tetapi akan mengetahui wujud asli dari objek yang dipelajari, sehingga dapat lebih mengetahui dan memahami objek tersebut.
Berdasarkan penjelasan bahwa Metode karyawisata dapat dijadikan pilihan ketika anak mengalami kejenuhan belajar di ruang kelas, maka apa pengertian karyawisata?, dan bagaimana pemanfaatan karya wisata sebagai media pembelajaran?, serta apakah kelebihan dan kelemahan media karyawisata sebagai media pembelajaran?. Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penulisan artikel ini adalah menjelaskan pengertian karyawisata dan menjelaskan bagaimana cara pemanfaatan karyawisata sebagai media pembelajaran serta kelebihan dan kekurangannya.

PEMBAHASAN
1.      Pengertian Karyawisata
Kata “karyawisata” berasal dari karya yang artinya kerja, dari wisata yang berarti pergi. Dengan demikian, “karyawisata” berarti pergi bekerja atau bepergian ke suatu tempat untuk bekerja. Di dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, pengertian karyawisata ialah bahwa murid-murid akan mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek itu terdapat. Jadi, apa yang disebut dengan bekerja sebenarnya yang dimaksud ialah mempelajari sesuatu (Djajadisastra,1982:10)
Dalam pengertian pendidikan karyawisata adalah kunjungan siswa ke luar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah (Sudjana dan Rival,1997:210).
Karyawisata dilakukan di bawah bimbingan guru dengan membuat perencanaan yang matang terlebih dahulu, perumusan tujuan dan tugas yang harus dilakukan, misalnya mengunjungi pabrik, perkebunan, museum, dan sebagainya. Dalam menggunakan karyawisata perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.       Tujuan harus jelas dan rencana cermat dan matang.
b.      Anak didik mempelajari segala sesuatu yang akan dikunjungi tersebut.
c.       Anak didik dapat melihat hubungan karyawisata dengan apa yang mereka pelajari.
d.      Anak didik mengerti apa tujuan yang akan dicapai dari karyawisata, dan apa yang diharapkan dari masing-masing mereka sekembalinya dari karyawisata tersebut.
e.       Guru atau salah seorang utusan sebaiknya pergi terlebih dahlu untuk mengunjungi objek karyawisata supaya dapat membuat perencanaan yang lebih matang.
f.       Setiap kegiatan karyawisata didiskusikan dan dinilai.
g.      Anak didik diminta untuk membuat laporan. (Asnawir dan Usman,2002:113-114).
2.      Pemanfaatan Karyawisata sebagai Media Pembelajaran
Objek karyawisata harus relevan dengan bahan pengajaran, misalnya musium untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan bintang di Lembang untuk fisika dan astronomi. Karyawisata di samping untuk kegiatan belajar, sekaligus juga rekreasi yang mengandung nilai edukatif. Karyawisata sebaiknya dilakukan pada akhir semester atau catur wulan, dan dikaitkan dengan keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi secara bersama-sama, serta dibimbing oleh guru bidang studi yang bersangkutan (Sudjana dan Rival,1997:210).
Pada umumnya, alasan pemaikaian media karyawisata ialah karena objek yang akan dipelajari tidak dapat dibawa ke dalam kelas dan hanya dapat dipelajari di tempat di mana obyek itu berada. Sebab-sebabnya antara lain:
a.       Objeknya terlalu besar.
Misalnya di dekat sekolah sedang diadakan perbaikan jalan di mana digunakan sebuah mesin giling. Tentunya mesin giling ini tidak akan dapat dibawa ke dalam kelas karena terlampau besar. Walaupun demikian murid-murid harus mengetahui bagaimana kerja sebuah mesin giling yang tugasnya meratakan jalan yang telah ditaburi batu-batu dan dilapisi aspal serta pasir itu. Agar murid-murid mengetahui cara kerja dan manfaat mesin giling itu, guru membawa murid-murid ke luar kelas, ke tempat dimana mesin giling itu sedang dipergunakan.
b.      Objeknya akan mengalami perubahan atau kerusakan jika dipindahkandari tempatnya.
Misalnya dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di mana akan mengajarkan dan memperlihatkan tanaman yang dinamai “puteri malu”. Tanaman ini jika tersentuh sedikit saja akan segera menutup atau mengatupkan daun-daunnya sehingga tidak dapat lagi dilihat bagaimana tanaman itu sesungguhnya jika daun-daunnya sedang terbuka. Oleh karena itu, agar keasliannya dapat diamati dengan baik, murid-murid harus dibawa ke kebun, tegalan atau lapangan di mana tanaman “puteri malu” itu tumbuh.
c.       Objeknya terlampau berat.
Hal ini sama dengan yang telah diuraikan dalam contoh pertama yaitu mengenai mesin giling. Karena beratnya tentu saja mesin giling itu tidak akan dapat diminta untuk dimasukkan ke dalam halaman sekolah karena halaman akan rusak. Jika akan dibawa ke dalam kelas, tentu itu semua tidak mungkin dikerjakan. Dengan demikian tentunya lebih baik mambawa murid-murid ke mesin giling tadi daripada membawa mesin giling itu ke sekolah.
d.      Objeknya berbahaya jika dibawa ke kelas.
Misalnya guru akan mengajarkan jenis-jenis binatang buas. Tentunya guru tidak akan dapat membawa harimau dan singa ke kelas, karena seandainya hal itu dapat dilakukan, tetap faktor keamanannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Binatang-binatang itu terlalu buas untuk dibawa begitu saja ke tempat-tempat umum. Dengan demikian, cara yang sebaik-baiknya ialah dengan membawa murid-murid ke kebun binatang dimana harimau dan singa itu dapat diamati murid-murid tanpa membahayakan keselamatan mereka.
e.       Objeknya hanya terdapat di suatu tempat tertentu.
Misalnya pada suatu ketika diberitahukan dalam surat kabar bahwa di Kebun Raya Bogor telah berkembang apa yang disebut Bunga Bangkai Raksasa. Bunga itu tidak dapat dan tentu tidak boleh diangkut ke tempat lain. Oleh karena itu, jika guru bermaksud memperkenalkan bunga raksasa tersebut kepada murid-murid, maka jalan satu-satunya ialah berkaryawisata ke Kebun Raya Bogor karena hanya di sanalah pada waktu itu terdapat bunga tersebut (Djajadisastra,1982:10-12).
Karyawisata mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.         Memberi pengalaman-pengalaman langsung. Anak belajar dengan menggunakan segala macam alat indera. Satu karyawisata lebih berharga daripada seratus gambar.
b.        Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang telah ada.
c.         Memberi motivasi kepada murid untuk menyelidiki sebab sesuatu.
d.        Menanamkan kesadaran akan masalah-masalah yang terdapat di dalam masyarakat.
e.         Memberi pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam masyarakat.
Setiap karyawisata harus direncanakan dengan cermat. Tanpa persiapan usaha itu pasti gagal. Karyawisata biasanya dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:
a.       Membangkitkan minat untuk suatu unit yang akan dilakukan.
b.      Mengumpulkan bahan mengenai suatu masalah.
c.       Sebagai kegiatan kulminasi suatu unit (Nasution,2010:35).
Sebelum karyawisata dilakukan siswa, sebaiknya direncanakan objek yang akan dipelajari dan cara mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari (Sudjana dan Rival,1997:210). Biasanya karyawisata dilakukan dalam rangka mempelajari sesuatu bagian mata pelajaran. Sebenarnya satu kali karyawisata bisa digunakan untuk macam-macam pelajaran. Satu objek karyawisata yang samapun bisa dijadikan tujuan yang berbeda-beda dari bermacam-macam mata pelajaran.
Sebelum menentukan tempat yang akan dijadikan objek karyawisata, kita mengetahui dahulu tujuan-tujuan yang diharapkan tercapai. Selanjutnya dipertimbangkan apakah karyawisata ke tempat tujuan itu dapat tercapai dengan efektif. Jika setelah dipertimbangkan bahwa objek karyawisata itu menemui tujuan yang diharapkan tercapai, barulah kita menentukan tempat itu akan dijadikan obyek karyawisata (Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya,1993:68).
Agar pelaksanaan karyawisata dapat efektif, maka perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:
v   Masa persiapan/perencanaan
  1. Merumuskan dan menjelaskan tujuan karyawisata.
  2. Menghimbau murid-murid lebih dahulu mempelajari serba sesuatu mengenai apa yang akan dikunjungi itu.
  3. Menyediakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban sebagai hasil karyawisata itu.
  4. Menyiapkan segala sesuatu untuk keperluan karyawisata itu.
      • Meminta izin dari obyek yang akan dikunjungi.
      • Mengunjungi objek itu lebih dahulu agar dapat mengadakan perencanaan yang teliti.
      • Mengadakan pembicaraan dengan orang-orang yang diminta bantuannya.
      • Mengurus soal keuangan, pengankutan, usaha menjamin keselamatan anak dan sebagainya.
      • Meminta surat izin dari orang tua murid.
      • Membuat rencana tertulis tentang karyawisata, beserta rencana waktu, tempat yang dikunjungi dan daftar nama-nama murid. Salinannya diberikan kepada kepala sekolah (mutmainnah,2012:online).
v  Masa pelaksanaan karyawisata
  1. Memeriksa surat-surat orang tua, jumlah murid berdasarkan daftar nama-nama murid.
  2. Memelihara ketertiban selama karyawisata. Sebaiknya anak-anak sendiri mendiskusikan peraturan-peraturan selama karyawisata itu.
  3. Melaksanakan karyawisata itu menurut waktu yang telah direncanakan.
  4. Membawa semua anak-anak kembali ke sekolah. Memeriksa apakah semua anak hadir. Sekali-kali jangan bolehkan anak-anak pulang sendiri ke rumah dari tempat obyek yang dikunjungi (Nasution.2010:37).
v  Masa kembali dari karyawisata
  1. Mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil dari karyawisata itu.
  2. Menyusun laporan, atau paper atau kesimpulan yang diperoleh.
  3. Tindak lanjut dari hasil karyawisata seperti; membuat grafik, gambar, model-model, diagram, alat-alat lain dan sebagainya (Rostiyah,2008:87).
Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut, di samping menyimpulkan materi yang telah diperoleh dan dihubungkan dengan bahan pengajaran bidang studinya. Di lain pihak guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah, misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap, membuat pertanyaan-pertanyaan berkenaan dengan hasil kunjungan, atau membuat karangan  dengan kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajarnya (Sudjana dan Rival,1997:216-217).

3.    Kelebihan dan Kekurangan Karyawisata sebagai Media Pembelajaran
Karyawisata sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
  1. Kelebihan karyawisata sebagai media pembelajaran:
§ Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan karena siswa tidak duduk di kelas berjam-jam sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
§ Hakikat belajar akan lebih bermakna, sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.
§ Bahan-bahan yang didapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual, sehingga kebenarannya lebih akurat.
§ Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif, sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain (Sudjana dan Rival,1997:208).
§ Menghindarkan terjadinya verbalisme (dapat mengucapkan kata atau nama objek tetapi tidak mengetahui apa maknanya).
§ Memperkaya pengalaman murid-murid, terutama mengenai objek-objek disekitarnya, dan alam di sekitarnya.
§ Mengembangkan, menanamkan dan memupuk rasa cinta pada alam dan tanah air.
§ Menanamkan, mengembangkan dan memupuk keyakinan akan ke-Agungan Allah SWT (mutmainnah,2012:online).
b.    Kekurangan karyawisata sebagai media pembelajaran:
§ Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah.
§ Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.
§ Memerlukan koordinasi dengan guru serta bidang studi.
§ Dalam karyawisata, unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan.
§ Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan (Djamarah.2010:17).

KESIMPULAN
1.          Kata “karyawisata” berasal dari karya yang artinya kerja, dari wisata yang berartipergi. Dengan demikian, “karyawisata” berarti pergi bekerja atau bepergian ke suatu tempat untuk bekerja. Dalam pengertian pendidikan karyawisata adalah kunjungan siswa ke luar kelas untuk mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah.
2.          Objek karyawisata harus relevan dengan bahan pengajaran, misalnya musium untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan bintang di lembang untuk fisika dan astronomi.
3.        Karyawisata sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Kelebihan karyawisata sebagai media pembelajaran antara lain: kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa, hakikat belajar akan lebih bermakna, bahan-bahan yang didapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual, kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif. Adapun kekurangannya antara lain: fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah.

SARAN
Karyawisata sebaiknya dilakukan pada akhir semester dan dikaitkan dengan keperluan pengajaran dari berbagai bidang studi secara bersama-sama, serta dibimbing oleh guru bidang studi yang bersangkutan.

DATAR PUSTAKA
Asnawir dan Basyiruddin Usman.2002.Media Pembelajaran.Jakarta: Ciputat Pres.
Djajadisastra, Jusuf.1982.Metode-Metode Mengajar.Bandung: Angkasa.
Djamarah.2010.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mutmainnah, ani.2012.Karyawisata Sebagai Media Pembelajaran.[online].(http://animutmainnah.blogspot.com/2012_05_01_archive.html diakses tanggal 30 Mei 2013).
Nasution.2010.Didaktik Asas-Asas Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010
Rostiyah.2008.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rival.1997.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru.

Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya.1993.Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM.Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.