Sandy
Pradipta
Jurusan
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember
ABSTRAK
Guru memegang
peranan penting dalam dunia pendidikan. Dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar, tentunya seorang guru mempersiapkan media yang disesuaikan dengan
kondisi yang ada. Menjadikan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dapat
mengoptimalkan dalam proses pengajaran sehingga siswa tidak hanya membayangkan
satu objek yang di pelajarinya, akan tetapi akan mengetahui wujud
asli dari objek yang dipelajari, sehingga dapat lebih mengetahui dan
memahami objek tersebut. Karyawisata sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan
dan juga kekurangan, kelebihan karyawisata sebagai media pembelajaran antara
lain: kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa, hakikat
belajar akan lebih bermakna, bahan-bahan yang didapat dipelajari lebih kaya
serta lebih faktual, kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif.
Adapun kekurangan dari karyawisata sebagai media pembelajaran antara lain:
fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan
oleh siswa.
Kata
kunci : karyawisata, media, pembelajaran.
PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar, tentunya seorang guru mempersiapkan perencanaan pembelajaran melalui
RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) dengan menggunakan beberapa media yang
disesuaikan dengan kondisi yang ada, pemilihan media ini harus disesuaikan
dengan materi yang akan disampaikan, karena Pembelajaran yang efektif perlu di
dukung oleh penggunaan media pembelajaran yang tepat.
Selain
berfungsi sebagai alat bantu bagi guru dalam mengajar, media pembelajaran juga
dapat menjadi alat bantu bagi siswa agar siswa lebih mudah memahami materi
pelajaran yang dipelajari. Untuk meningkatkan hasil belajar, maka media
pembelajaran perlu dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswa, termasuk di
dalamnya adalah media lingkungan yang salah satu cara mempelajarinya yaitu
dengan karyawisata.
Berdasarkan
beberapa pendapat para praktisi pendidikan menjadikan lingkungan sebagai media
dan sumber belajar para siswa dapat dioptimalkan dalam proses pengajaran untuk
memperkaya bahan dan kegiatan belajar siswa di sekolah sehingga siswa tidak
hanya membayangkan satu objek yang di pelajarinya, akan tetapi akan
mengetahui wujud asli dari objek yang dipelajari, sehingga dapat lebih
mengetahui dan memahami objek tersebut.
Berdasarkan
penjelasan bahwa Metode karyawisata dapat dijadikan pilihan ketika anak
mengalami kejenuhan belajar di ruang kelas, maka apa pengertian karyawisata?,
dan bagaimana pemanfaatan karya wisata sebagai media pembelajaran?, serta apakah
kelebihan dan kelemahan media karyawisata sebagai media pembelajaran?.
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penulisan
artikel ini adalah menjelaskan pengertian karyawisata dan menjelaskan bagaimana
cara pemanfaatan karyawisata sebagai media pembelajaran serta kelebihan dan
kekurangannya.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Karyawisata
Kata
“karyawisata” berasal dari karya yang
artinya kerja, dari wisata yang berarti pergi. Dengan
demikian, “karyawisata” berarti pergi bekerja atau bepergian ke suatu tempat
untuk bekerja. Di dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar,
pengertian karyawisata ialah bahwa murid-murid akan mempelajari suatu obyek di
tempat mana obyek itu terdapat. Jadi, apa yang disebut dengan bekerja sebenarnya
yang dimaksud ialah mempelajari sesuatu (Djajadisastra,1982:10)
Dalam
pengertian pendidikan karyawisata adalah kunjungan siswa ke luar kelas untuk
mempelajari objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di
sekolah (Sudjana dan Rival,1997:210).
Karyawisata
dilakukan di bawah bimbingan guru dengan membuat perencanaan yang matang
terlebih dahulu, perumusan tujuan dan tugas yang harus dilakukan, misalnya
mengunjungi pabrik, perkebunan, museum, dan sebagainya. Dalam menggunakan
karyawisata perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tujuan
harus jelas dan rencana cermat dan matang.
b. Anak
didik mempelajari segala sesuatu yang akan dikunjungi tersebut.
c. Anak
didik dapat melihat hubungan karyawisata dengan apa yang mereka pelajari.
d. Anak
didik mengerti apa tujuan yang akan dicapai dari karyawisata, dan apa yang
diharapkan dari masing-masing mereka sekembalinya dari karyawisata tersebut.
e. Guru
atau salah seorang utusan sebaiknya pergi terlebih dahlu untuk mengunjungi
objek karyawisata supaya dapat membuat perencanaan yang lebih matang.
f. Setiap
kegiatan karyawisata didiskusikan dan dinilai.
g. Anak
didik diminta untuk membuat laporan. (Asnawir dan Usman,2002:113-114).
2.
Pemanfaatan
Karyawisata sebagai Media Pembelajaran
Objek
karyawisata harus relevan dengan bahan pengajaran, misalnya musium untuk
pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi, taman mini untuk
pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan bintang di Lembang untuk
fisika dan astronomi. Karyawisata di samping untuk kegiatan belajar, sekaligus
juga rekreasi yang mengandung nilai edukatif. Karyawisata sebaiknya dilakukan
pada akhir semester atau catur wulan, dan dikaitkan dengan keperluan pengajaran
dari berbagai bidang studi secara bersama-sama, serta dibimbing oleh guru
bidang studi yang bersangkutan (Sudjana dan Rival,1997:210).
Pada
umumnya, alasan pemaikaian media karyawisata ialah karena objek yang akan
dipelajari tidak dapat dibawa ke dalam kelas dan hanya dapat dipelajari di
tempat di mana obyek itu berada. Sebab-sebabnya antara lain:
a. Objeknya
terlalu besar.
Misalnya
di dekat sekolah sedang diadakan perbaikan jalan di mana digunakan sebuah mesin
giling. Tentunya mesin giling ini tidak akan dapat dibawa ke dalam kelas karena
terlampau besar. Walaupun demikian murid-murid harus mengetahui bagaimana kerja
sebuah mesin giling yang tugasnya meratakan jalan yang telah ditaburi batu-batu
dan dilapisi aspal serta pasir itu. Agar murid-murid mengetahui cara kerja dan
manfaat mesin giling itu, guru membawa murid-murid ke luar kelas, ke tempat
dimana mesin giling itu sedang dipergunakan.
b. Objeknya
akan mengalami perubahan atau kerusakan jika dipindahkandari tempatnya.
Misalnya
dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di mana akan mengajarkan dan
memperlihatkan tanaman yang dinamai “puteri malu”. Tanaman ini jika tersentuh
sedikit saja akan segera menutup atau mengatupkan daun-daunnya sehingga tidak
dapat lagi dilihat bagaimana tanaman itu sesungguhnya jika daun-daunnya sedang
terbuka. Oleh karena itu, agar keasliannya dapat diamati dengan baik,
murid-murid harus dibawa ke kebun, tegalan atau lapangan di mana tanaman
“puteri malu” itu tumbuh.
c. Objeknya
terlampau berat.
Hal
ini sama dengan yang telah diuraikan dalam contoh pertama yaitu mengenai mesin
giling. Karena beratnya tentu saja mesin giling itu tidak akan dapat diminta
untuk dimasukkan ke dalam halaman sekolah karena halaman akan rusak. Jika akan
dibawa ke dalam kelas, tentu itu semua tidak mungkin dikerjakan. Dengan
demikian tentunya lebih baik mambawa murid-murid ke mesin giling tadi daripada
membawa mesin giling itu ke sekolah.
d. Objeknya
berbahaya jika dibawa ke kelas.
Misalnya
guru akan mengajarkan jenis-jenis binatang buas. Tentunya guru tidak akan dapat
membawa harimau dan singa ke kelas, karena seandainya hal itu dapat dilakukan,
tetap faktor keamanannya tidak dapat dipertanggungjawabkan. Binatang-binatang
itu terlalu buas untuk dibawa begitu saja ke tempat-tempat umum. Dengan
demikian, cara yang sebaik-baiknya ialah dengan membawa murid-murid ke kebun
binatang dimana harimau dan singa itu dapat diamati murid-murid tanpa
membahayakan keselamatan mereka.
e. Objeknya
hanya terdapat di suatu tempat tertentu.
Misalnya
pada suatu ketika diberitahukan dalam surat kabar bahwa di Kebun Raya Bogor
telah berkembang apa yang disebut Bunga Bangkai Raksasa. Bunga itu tidak dapat
dan tentu tidak boleh diangkut ke tempat lain. Oleh karena itu, jika guru
bermaksud memperkenalkan bunga raksasa tersebut kepada murid-murid, maka jalan
satu-satunya ialah berkaryawisata ke Kebun Raya Bogor karena hanya di sanalah
pada waktu itu terdapat bunga tersebut (Djajadisastra,1982:10-12).
Karyawisata
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a.
Memberi pengalaman-pengalaman langsung.
Anak belajar dengan menggunakan segala macam alat indera. Satu karyawisata
lebih berharga daripada seratus gambar.
b.
Membangkitkan minat baru atau memperkuat
minat yang telah ada.
c.
Memberi motivasi kepada murid untuk
menyelidiki sebab sesuatu.
d.
Menanamkan kesadaran akan
masalah-masalah yang terdapat di dalam masyarakat.
e.
Memberi pengertian yang lebih luas
tentang kehidupan dalam masyarakat.
Setiap
karyawisata harus direncanakan dengan cermat. Tanpa persiapan usaha itu pasti
gagal. Karyawisata biasanya dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut:
a. Membangkitkan
minat untuk suatu unit yang akan dilakukan.
b. Mengumpulkan
bahan mengenai suatu masalah.
c. Sebagai
kegiatan kulminasi suatu unit (Nasution,2010:35).
Sebelum
karyawisata dilakukan siswa, sebaiknya direncanakan objek yang akan dipelajari
dan cara mempelajarinya serta kapan sebaiknya dipelajari (Sudjana dan Rival,1997:210).
Biasanya karyawisata dilakukan dalam rangka mempelajari sesuatu bagian mata
pelajaran. Sebenarnya satu kali karyawisata bisa digunakan untuk macam-macam
pelajaran. Satu objek karyawisata yang samapun bisa dijadikan tujuan yang
berbeda-beda dari bermacam-macam mata pelajaran.
Sebelum
menentukan tempat yang akan dijadikan objek karyawisata, kita mengetahui dahulu
tujuan-tujuan yang diharapkan tercapai. Selanjutnya dipertimbangkan apakah
karyawisata ke tempat tujuan itu dapat tercapai dengan efektif. Jika setelah
dipertimbangkan bahwa objek karyawisata itu menemui tujuan yang diharapkan
tercapai, barulah kita menentukan tempat itu akan dijadikan obyek karyawisata (Team
Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya,1993:68).
Agar
pelaksanaan karyawisata dapat efektif, maka perlu memperhatikan langkah-langkah
sebagai berikut:
v Masa
persiapan/perencanaan
- Merumuskan
dan menjelaskan tujuan karyawisata.
- Menghimbau
murid-murid lebih dahulu mempelajari serba sesuatu mengenai apa yang akan
dikunjungi itu.
- Menyediakan
sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban sebagai hasil
karyawisata itu.
- Menyiapkan
segala sesuatu untuk keperluan karyawisata itu.
- Meminta izin dari obyek yang akan
dikunjungi.
- Mengunjungi objek itu lebih
dahulu agar dapat mengadakan perencanaan yang teliti.
- Mengadakan pembicaraan dengan
orang-orang yang diminta bantuannya.
- Mengurus soal keuangan,
pengankutan, usaha menjamin keselamatan anak dan sebagainya.
- Meminta surat izin dari orang tua
murid.
- Membuat rencana tertulis tentang
karyawisata, beserta rencana waktu, tempat yang dikunjungi dan daftar nama-nama
murid. Salinannya diberikan kepada kepala sekolah
(mutmainnah,2012:online).
v Masa
pelaksanaan karyawisata
- Memeriksa
surat-surat orang tua, jumlah murid berdasarkan daftar nama-nama murid.
- Memelihara
ketertiban selama karyawisata. Sebaiknya anak-anak sendiri mendiskusikan
peraturan-peraturan selama karyawisata itu.
- Melaksanakan
karyawisata itu menurut waktu yang telah direncanakan.
- Membawa
semua anak-anak kembali ke sekolah. Memeriksa apakah semua anak hadir.
Sekali-kali jangan bolehkan anak-anak pulang sendiri ke rumah dari tempat
obyek yang dikunjungi (Nasution.2010:37).
v Masa
kembali dari karyawisata
- Mengadakan
diskusi mengenai segala hal hasil dari karyawisata itu.
- Menyusun
laporan, atau paper atau kesimpulan yang diperoleh.
- Tindak
lanjut dari hasil karyawisata seperti; membuat grafik, gambar,
model-model, diagram, alat-alat lain dan sebagainya (Rostiyah,2008:87).
Guru
dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut,
di samping menyimpulkan materi yang telah diperoleh dan dihubungkan dengan
bahan pengajaran bidang studinya. Di lain pihak guru juga memberikan penilaian
terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan
dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah,
misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap, membuat pertanyaan-pertanyaan
berkenaan dengan hasil kunjungan, atau membuat karangan dengan kesan-kesan yang diperoleh siswa dari
kegiatan belajarnya (Sudjana dan Rival,1997:216-217).
3.
Kelebihan
dan Kekurangan Karyawisata sebagai Media Pembelajaran
Karyawisata
sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
- Kelebihan
karyawisata sebagai media pembelajaran:
§ Kegiatan
belajar lebih menarik dan tidak membosankan karena siswa tidak duduk di kelas
berjam-jam sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
§ Hakikat
belajar akan lebih bermakna, sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan keadaan
yang sebenarnya atau bersifat alami.
§ Bahan-bahan
yang didapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual, sehingga kebenarannya
lebih akurat.
§ Kegiatan
belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif, sebab dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan,
menguji fakta, dan lain-lain (Sudjana dan Rival,1997:208).
§ Menghindarkan
terjadinya verbalisme (dapat mengucapkan kata atau nama objek tetapi tidak
mengetahui apa maknanya).
§ Memperkaya
pengalaman murid-murid, terutama mengenai objek-objek disekitarnya, dan alam di
sekitarnya.
§ Mengembangkan,
menanamkan dan memupuk rasa cinta pada alam dan tanah air.
§ Menanamkan,
mengembangkan dan memupuk keyakinan akan ke-Agungan Allah SWT
(mutmainnah,2012:online).
b. Kekurangan
karyawisata sebagai media pembelajaran:
§ Fasilitas
yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa
atau sekolah.
§ Sangat
memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang.
§ Memerlukan
koordinasi dengan guru serta bidang studi.
§ Dalam
karyawisata, unsur rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama,
sedang unsur studinya menjadi terabaikan.
§ Sulit
mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada
kegiatan studi yang menjadi permasalahan (Djamarah.2010:17).
KESIMPULAN
1.
Kata “karyawisata” berasal
dari karya yang artinya kerja, dari wisata yang
berartipergi. Dengan demikian, “karyawisata” berarti pergi bekerja atau
bepergian ke suatu tempat untuk bekerja. Dalam pengertian pendidikan
karyawisata adalah kunjungan siswa ke luar kelas untuk mempelajari objek
tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah.
2.
Objek karyawisata harus relevan dengan
bahan pengajaran, misalnya musium untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk
pelajaran biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan,
peneropongan bintang di lembang untuk fisika dan astronomi.
3.
Karyawisata sebagai media pembelajaran
memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Kelebihan karyawisata sebagai media
pembelajaran antara lain: kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan
siswa, hakikat belajar akan lebih bermakna, bahan-bahan yang didapat dipelajari
lebih kaya serta lebih faktual, kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan
lebih aktif. Adapun kekurangannya antara lain: fasilitas yang diperlukan dan biaya
yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh siswa atau sekolah.
SARAN
Karyawisata
sebaiknya dilakukan pada akhir semester dan dikaitkan dengan keperluan
pengajaran dari berbagai bidang studi secara bersama-sama, serta dibimbing oleh
guru bidang studi yang bersangkutan.
DATAR
PUSTAKA
Asnawir
dan Basyiruddin Usman.2002.Media
Pembelajaran.Jakarta: Ciputat Pres.
Djajadisastra,
Jusuf.1982.Metode-Metode Mengajar.Bandung:
Angkasa.
Djamarah.2010.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Mutmainnah,
ani.2012.Karyawisata Sebagai Media
Pembelajaran.[online].(http://animutmainnah.blogspot.com/2012_05_01_archive.html
diakses tanggal 30 Mei 2013).
Nasution.2010.Didaktik Asas-Asas Mengajar.Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2010
Rostiyah.2008.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana,
Nana dan Ahmad Rival.1997.Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Sinar Baru.
Team
Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya.1993.Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM.Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.