Kamis, 11 April 2013

PERKEMBANGAN EMOSI


Perkembangan Emosi




Kehidupan umumnya penuh dorongan dan minat yang menyebabkan adanya kebutuhan, dan perjalanan kehidupan setiap orang berbeda menurut pola kehidupan masing-masing. Seseorang yang pola kehidupannya berlangsung mulus, ia akan memiliki perkembangan emosi yang  stabil, tetapi sebaliknya jika pola kehidupan seseorang tidak berlangsung mulus maka perkembangan emosionalnya akan terganggu.
Seorang remaja dalam merespon sesuatu selain dari penalaran dan pertimbangan obyektif tetapi juga didorong oleh rasa emosional. Oleh karena itu untuk memahami remaja tidak hanya perlu mengetahui apa yang ia lakukan dan pikirkan, tetapi juga harus mengetahui apa yang mereka rasakan.
Pengertian emosi secara lebih terperinci

1.      Pengertian emosi

Perbuatan kita sehari-hari selalu disertai dengan perasaan-perasaan tertentu yang disebut dengan warna efektif, jika warna efektif tersebut kuat maka perasaan tersebut akan lebih kuat,mendalam dan luas. Perasaan perasaan inilah yang disebut emosi.
Emosi dan perasaan dua hal yang berbeda, tetapi perbedanya tidak dapat dinyatakan dengan tegas sebab emosi dan perasaan merupakan suatu gejala emosi secara kualitatif bekelanjutan yang tidak jelas batasnya,warna efektif dapat dikatakan perasaan juga emosi, contohnya marah yang ditunjukkan dalam bentuk diam.


Emosi adalah warna efektif yang kuat yang ditandai perubahan fisik, antara lain berupa:
1)      Reaksi elektris pada kulit : meningkat jika merespon.
2)      Peredaran darah : cepat bila marah.
3)      Denyut jantung : cepat bila tekejut.
4)      Pernapasan : panjang kalau kecewa.
5)      Pupil mata : membesar bila marah.
6)      Liur : mongering kalau takut.
7)      Bulu roma : berdiri kalu takut.
8)      Pencernaan : mencret kalu tegang.
9)      Otot : geraka-gerakan tubuh yang tidak terkendali bila marah.
10)  Komposisi darah : komposisi darah akan ikut berubah dalam emosional karena kelenjar-kelenjar lebih aktif.


2.      Karakteristik perkembangan emosi

Masa remaja dianggap sebagai masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar. Dan dalam masa ini sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan sebagai usaha penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru dan harapan sosial baru.
Pola emosi remaja sama dengan kanak-kanak tetapi perbedaanya terletak pada macam,dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya,dan khususnya pengendalian yang dilakukan individu terhadap ungkapan emosi mereka.
Remaja sendiri menyadari bahwa aspek aspek emosional dalam kehidupan adalah penting. Berikut pembahasan beberapa kondisi emosional :

a)      Cinta/kasih sayang
Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kepastian dicintai dan mencintai. Dan walaupun remaja bergerak kedunia pergaulan yang luas tetapi mereka tetap butuh kasih sayang dari rumah, walaupun seringkali kebutuhan akan perasaan itu disembunyikan secara rapi. Remaja yang terang-terangan nakal kemungkinan disebabkan kurangnya rasa cinta dan dicintai yang tidak disadari.
b)      Gembira
Perasaan gembira akan dialami apabila sesuatunya berlangsung dengan baik dan remaja akan mengalami kegeembiraan jika ia diterima menjadi sahabat atau mendapatkan balasan cinta dari yang dicintainya.
c)      Kemarahaan dan permusuhan
Rasa marah merupakaan gejala yang penting dalam perkembangan kepribadian, karena melalui rasa marahnya seseorang mempertajam tuntutannya sendiri dan pemilikan minat-minatnya sendiri.
Dalam upaya memahami remaja, ada empat faktor  yang sangat penting sehubungan dengan rasa marah, antara lain yaitu :
·         Perasaan marah berhubungan dengan usaha manusia untuk memiliki dirinya dan menjadi diri sendiri, selama remaja fungsi marah terutama untuk melindungi haknya dan menjamin hubungan antara dirinya dari pihak yang berkuasa
·         Jika seorang remaja marah, maka akan mempunyai sisa-sisa kemarahan dalam bentuk sikap  permusuhan. Dan sikap-sikap permusuhan mungkin tampak dalam cara-cara yang bersifat pura-pura.
·         Kadang perasaan marah sengaja disembunyikan dan kadang tampak samr-samar
·         Kemarahan mungkin berbalik pada dirinya sendiri.

d)     Ketakutan dan kecemasan
Memasuki masa remaja berarti mengalami serangkaian perkembangan yang mempengaruhi pasang surut berkenaan dengan rasa ketakutannya dan rasa ketakutan kadang baru muncul karena adanya kecemasan-kecemasan dan rasa berani yang bersamaan dengan perkembangan remaja itu sendiri.
Remaja seperti halnya anak-anak dan orang dewasa seringkali berupaya mengatasi rasa takutnya dari persoalan hidup, namun tidak ada seorangpun yang hidup tanpa rasa takut, dan satu-satunya cara untuk menghindari rasa takut yaitu menyerah terhadap rasa takut.
Biehler (1972) membagi ciri-ciri emosional remaja menjadi dua rentang usia yaitu:
·         Ciri-ciri emosional remaja usia 12 – 15 tahun
1)      Anak cenderung murung dan tidak dapat diterka. Kemurungan ini biasanya disebabkan oleh  kemataangan seksual dan perubahan bilogis serta adanya  kebingungan dalam menghadapi apakah ia masih anak-anak atau dewasa.
2)      Remaja berlaku kasar untuk menutupi kekurangannya dalam hal rasa percaya diri.
3)      Sering terjadi ledakan-ledakan kemarahaan, hal ini disebabkan oleh kombinasi ketegangan psikologis, ketidakseimbangan biologis, dan kelelahan.
4)      Seorang remaja cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkaan pendapatnya sendiri. Hal ini disebabkan remaja mempunyai pendapat bahwa ada jawaban-jawaban absolute dan bahwa mereka mengetahuinya.
5)      Remaja mulai mengamati orangtua dan guru-guru mereka secara lebih obyektif dan akan marah jika mereka ditipu dengan gaya serba tahu.
·         Ciri-ciri emosional remaja usia 15 – 18 tahun
1)      Cenderung memberontak , hal ini merupakan ekspresi dari perubahan dari masa kanak-kanak ke dewasa.
2)      Sering mengalami konflik. Mereka mungkin mengharapkan simpati dan nasehat dari orangtua aau guru.
3)      Sering melamun, memikirkan masa depan mereka

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi

Faktor kematangan dan faktor belajar terjalin erat dalam mempengaruhi perkembangan emosi anak. Perkembangan yang berpengaruh pada emosi anak yaitu perkembangan intelektual meliputi pemahaman, pengertian dalam waktu yang lebih lama dan perkembangan kelenjar endokrin untuk mematangkan perilaku emosional. Untuk menunjang perkembangan emosi dilakukan kegiatan belajar. Beberapa metode belajar berikut yang menunjang perkembangan emosi yaitu:
1.      Belajar dengan coba-coba
Cara ini untuk mengekspresikan emosi dalam bentuk perilaku dalam menyaring kepuasan ataupun ketidakpuasan yang di rasakan.
2.       Belajar dengan cara meniru
Perilaku ini akan membangkitkan emosi tertentu ,anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi dengan orang yang diamatinya.
3.      Belajar dengan mempersamakan diri
Anak menirukan reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan orang yang ditiru.
4.      Belajar melalui pengkondisian
Dengan metode ini mulanya akan gagal memancing reaksi emosional,kemudian akan berhasil dengan cara asosiasi. Karena anak kecil kurang mampu menalar dan kurang pengalaman sehingga pemikiran mereka terbatas hingga perkembangan anak suka atau tidah suka.
5.      Belajar di bawah bimbingan dan pengawasan
Anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika sesuatu emosi terangsang dengan pelatihan anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang membangkitkan emosi menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

            Pengaruh emosi lain yang bertujuan untuk memperhalus ekspresi kemarahan anak pada masa peralihan yaitu ketika anak-anak akan beranjak remaja. Bukti adanya pengaruh bertahap adalah dimana emosi yang bersifat umum beralih ke emosi yang bersifat individu. Ketika masa remaja akan berakhir cara kita untuk memahaminya tidak melihan yang ia kemukakan namun yang dia sembunyikan kita harus bisa memahaminya. Itu dikarenakan mereka telah mampu menyembunyikan perasaannya dan hal itu sudah di ajarkan sejak masa kanak-kanak. Seperti tidak boleh menangis di depan umum,tidak menunjukan rasa marah secara berlebihan ataupun mengungkapkan rasa cinta yang mereka rasakan.
            Keadaan yang demikian adalah dimana para remaja melihat kondisi kehidupan. Mereka akan menyembunyikan perasaan tersebut kepada orang lain bahkan dia tak dapat merasakannya lagi. Para remaja terkadang merasa ragu dengan apa yang dia pikikan dan ia rasakan karena tidak mampu menghayati perasaan mereka. Kondisi tersebut membawa perubahan untuk menyatakan emosi tersebut.
            Untuk pengalaman emosionalnya berkembang mereka membutuhkan perangsang yang memadai. Pada akhirnya ia harus menyesuaikan tingkah laku dengan apa yang terjadi padanya. Pengaruh perubahan emosional adalah bertambahnya umur,pengetahuan,pemanfaatan media masa dan pengalaman.

4. Hubungan antara emosi dan tingkah laku pengaruh emosi terhadap tingkah laku

            Banyak respon tubuh yang terjadi ketika emosi muncul seperti menghambat pencernaan saat hal yang tidak menyenangkan terjadi sebaliknya pada saat menenangkan tubuh menjadi relaks pencernaan tidak akan terhambat.
            Hal yang sering terjadi pada saat emosi yang tidak stabil menyebabkan meningkatnya kegiatan kelenjar sekresi dari getah lambung seperti ketakutan kronis,kegembiraan yang berlebihan kecemasan dan kekawatiran. Kejadian seperti itu akan menyebabkan turunnya kegiatan system pencernaan. Maka dari itu hal seperti itu harus menghilangkan penyebab  dari ketegangan emosi. Gangguan emosi juga berpengaruh dalam kesulitan berbicara dan jika ketegangan emosional cukup lama akan menyebabkan seseorang gagap. Oleh karena itu emosi yang berlebihan hendaknya di hindari agar tidak terjadi hal semacam itu.
            Emosi setiap orang berbeda oleh karena itu kita harus menyikapi mereka dengan cara khusus agar setiap individu terangsang timbulnya emosi tertentu. Penderitaan emosional dan frustasi pada seorang siswa mempengaruhi efektivitas belajar. Motivasi akan mendorong para siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif  karena mereka perlu semangat dalam belajar. Motivasi juga berguna untuk memusatkan perhatian pada apa yang sedang ia kerjakan. Apabila mereka menerima rangsangan yang tidak menyenangkan akan mempengaruhi hasil belajar yang tidak memuaskan, sebaliknya jika mereka menerima rangsangan yang menyenangkan akan mempermudah siswa dalam belajar.

5. Perbedaan individual dalam perkembangan emosi

            Emosi mempunyai perbedaan dalam segi frekuensi,intensitas,jangka waktu,macam emosi dan pemunculannya meskipun perkembangan emosi dapat di ramalkan. Semua emosi diekspresikan secara lunak hal itu di karenakan anak telah memahami reaksi dari orang lain. Bila anak-anak mengekang sebagian ekspresi emosi mereka akan bertahan lebih lama di bandingkan dengan  ekspresi emosi yang berlebihan. Maka dari itu ekspresi emosi mereka berbeda-beda.
            Penyebab perbedaan itu meliputi keadaan fisik,taraf kemampuan intelektualnya dan kondisi lingkungan. Anak yang sehat cenderung kurang emosional dibandingkan dengan anak yang kurang sehat. Dan jika bersosialisasi anak pandai lebih emosional pada berbagai macam rangsangan dibandingkan anak yang kurang pandai. Namun sebaliknya mereka cenderung mampu mengendalikan ekspresi emosi. Dan jika dibandingkan dalam kelompok keluarga anak laki-laki lebih kuat mengekspresikan emosi yang sesuai dengan jenis kelamin mereka.
            Cara permisif atau demokratis lebih baik dibandingkan mendidik dengan cara otoriter karena akan menimbulkan rasa takut dan cemas pada diri anak tersebut.


6.      Upaya pengembangan emosi remaja dan implikasinya dalam penyelenggaraan pendidikan

            Usaha yang mampu dilakukan oleh para guru agar siswa tidak cenderung melamun adalah konsisten dalam pengolaan kelas dan memberlakukan siswa seperti orang dewasa yang mempunyai rasa tanggung jawab. Agar bisa menenangkan siswa yang bertingkah laku kasar dengan mendorong mereka untuk bersaing dengan diri sendiri.
            Namun kita juga harus waspada dengan siswa yang ambisius,berpendirian keras dan kaku. Misalnya dengan cara bijaksana dan lemah lembut ataupun mengubah pokok pembicaraan. Jika kemarahan siswa tidak reda minta bantuan kepada petugas bimbingan penyuluhan.
            Kebanyakan guru di SMA terperangkap oleh kemampuan siswa yang baru menemukan kelemahan orang dewasa. Cara untuk mengatasi kebebasan dari remaja adalah dengan meminta siswa mendiskusikan atau menulis tentang perasaan mereka yang negatif untuk pengendalian dirinya. Karen  hidup di masyarakat harus menghormati satu sama lain.
            Para siswa terutama laki-laki sering melakukan pemberontakan  kepada guru mereka. Ada beberapa cara untuk mengatasinya yaitu mencoba mengerti mereka ataupun melakukan segala sesuatu yang dapat dilakukan untuk membantu siswa dalam berprestasi. Sebagai guru kita harus terampil dalam melakukan sesuatu walaupun dengan cara yang terbatas. Dengan demikian akan mengurangi pemberontakan yang dilakukan siswa.
            Sebenarnya remaja berada dalam keadaan yang membingungkan. Karena mereka masih dalam tanggung jawab orang tua namun mereka juga harus bersikap mandiri untuk menjadi dewasa. Maka dari itu sering terjadi perselisihan dengan orang tua. Dengan perselisihan tersebut akan membuat jurang yang lebih besar dengan orang tua.Seorang guru harus mempunyai rasa simpatik terhadap siswanya karena kejadian seperti diatas memerlukan perhatian dari orang lain. Karena siswa cenderung perlu menceritakan masalah tersebut kepada orang lain.
            Para siswa SMA tidak hanya memikirkan tugas saja tetapi juga memikirkan hal lain di luar kegiatan sekolah. Dan salah satu yang membingungkan seorang guru apa bila siswanya “memimpikan kejayaan” namun tidak memiliki kemampuan yang cukup. Sebagai seorang guru tidak ingin siswanya putus asa maka dari itu kita harus terus memotivasinya agar menerima apa yang terjadi dalam kehidupan atau dengan menyarankan agar memilih tujuan lain yang bisa mereka capai. Dan juga memotivasi mereka agar lebih menghargai berbagai macam profesi dari yang teratas hingga terbawah. Dan meyakinkan mereka bahwa semua pekerjaan bermanfaat apabila di kerjakan dengan sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab.



0 komentar:

Posting Komentar